My Novel

BAB I =MALAM PERTEMUAN=
by Shizuka 静香 Sama on Monday, 27 September 2010 at 02:22

~Jepang 2098 Masehi~

Malam yang indah. Tapi melelahkan. Aku berjalan tak tentu arah menuju podium umum para ksatria bulan yang menyelenggarakan pesta.

Kepalaku masih pusing akibat kecelakaan yang kualami tadi sore di Pustaka langit. sungguh tak habis dipikir aku bisa mengalami hal tersebut, padahal aku sudah mengendarai Van Baru sialan itu dengan kecepatan yang bahkan bisa dikalahkan oleh anak umur 10 tahun sekalipun. namun tetap saja nasib sial menghampiriku. mungkin ada benarnya kata orang-orang disekelilingku bahwa diriku ini sudah berjodoh dengan kesialan sejak aku dilahirkan.

Akhirnya, sampai juga aku didepan podium umum. Pestanya lumayan meriah, dengan vampir dan manusia serigala yang memenuhi lantai dansa dan sekawanan penyihir yang bernyanyi di atas panggung. baru ketika aku mau duduk, seseorang menghampiriku dengan langkah ceria.

"Luca! Datang juga kau akhirnya! Kukira kau akan melarikan diri dengan alasan konyolmu itu seperti biasanya." ucap Yue sambil datang menghampiri tempat dudukku.

"Alasan bekerja bukanlah alasan konyol Yue" balasku ke Yue

"Iya iya, aku tahu itu. aku hanya bercanda padamu tadi. jangan menanggapinya dengan dingin begitu" timpal Yue sambil menawarkan Blue Diamond Ice kepadaku.

"Iya, aku tahu, bagaimana pestanya? apa yang kulewatkan?" Ucapku sambil meneguk minuman yang diberikan oleh Yue.

"Lumayan. Kau tahu, banyak anak-anak bulan datang kemari. bahkan, para penyihir pun mau datang kemari untuk memenuhi undangan sang tuan rumah. Hampir tak ada masalah disini." Jawab Yue

"Membosankan. Seharusnya mereka tak setertib ini, permusuhan antara Para Vampir dan Manusia Serigala serta Para Penyihir yang tak pernah akur sudah menjadi tradisi di dunia ini. ck ck ck .Tuan Rumah memang hebat." kataku sambil mengamati lantai dansa yang sesak padat.

"Jangan begitu. Sangat sulit mendapatkan ketenangan seperti ini dalam keadaan negara yang kacau saat ini. kau seharusnya bersyukur karena pekerjaanmu tidak akan bertambah lagi." ucap Yue sambil mengikuti arah pandanganku

"Tapi sayangnya, aku sedang dalam keadaan dimana aku akan sangat senang memukul seseorang saat ini" Balasku ketus.

"Memangnya apa yang terja..... Hey Luca! Mau kemana kau??

omongan Yue terputus karena melihatku berlari menghampiri kerumunan Orang ---atau apalah jenisnya--- yang mulai ribut di bawah tangga disamping lantai dansa. Tampak tiga Orang Vampir dan dua manusia serigala sedang meributkan daerah di lantai dansa.

"Ada Apa ini?? Apa yang kalian ributkan? kalian tahu sanksi bagi yang melanggar Jalur I Undang-undang Perdamaiian Hukum Merah bukan??" Teriakku kepada mereka.

Keributan yang terjadi kontan terputus mendengar teriakkanku. Salah seorang pria vampir yang berambut merah gelap yang hampir seperti coklat menghentikan pukulannya dan berpaling dingin menatap mataku dengan mata emasnya. sedangkan Salah satu vampir pria lainnya tampak malas-malasan bersandar di dinding dan seorang vampir cewek tinggi yang mempunyai rambut merah ikal sebahu menatap dan membalas teriakkanku dengan ganas.

"Apa yang dilakukan seorang Fairy disini?? bukankah kau tak diundang di pesta ini??" balas cewek vampir tadi.

"Jangan menjawab pertanyaan orang lain dengan pertanyaan lainnya. Jawab dulu pertanyaanku!" Ucapku dengan ekspresi muka kesal.

" kami sedang mendiskusikan mengenai daerah-daerah di lantai dansa. sebaiknya seorang fairy tak usah ikut campur dengan urusan kami." balas cowok vampir yang mempunyai mata emas itu.

"Mendiskusikan ???? Apa yang kau maksud dengan memukul salah seorang manusia serigala??" kataku sambil menunjuk salah seorang manusia serigala pria yang hidung dan mulutnya mengeluarkan banyak darah segar.

"jangan salah paham. mereka duluan yang mencari masalah. merekalah yang mengajak kami untuk menyelesaikan hal ini dengan kekerasan. kami sedang asyik menikmati musik, ketika mereka datang dan menganggu Vhifa di lantai dansa." Ucap Pria bermata emas dengan ekspresi muka marah.

"Meskipun begitu, bukan berarti kalian boleh memukul dia dengan seenaknya!" teriakku lagi

"Jadi yang kau maksud, kami harus diam saja melihat Vhifa hampir kehilangan lengannya, ketika si pria cabul itu menariknya dengan paksa ketika dia dalam keadaan mabuk??! Jika kau memang bermaksud begitu, dasar kau fairy yang Tak tahu apa-apa!" Sindir pria bermata emas lagi.

"Apakah itu benar??" Ucapku dingin kepada pria yang berlumuran darah tersebut.

"Ya, itu benar. Dia pergi dari sisiku ketika aku sedang mengobrol dengan teman lamaku dan pergi ke lantai dansa untuk mengejar perempuan vampir ini." ucap teman imprint-an pria serigala tadi. tampaknya sang pria, mulai kehilangan kesadarannya.

"Nah, kau dengar sendiri kan apa kata cewek serigala ini?? Bukan salah kami jika kami mulai kehilangan kesabaran melihat tingkahnya tadi?" Ucap Pria bermata emas dengan ketus

" mereka benar Luca, mereka hanya membela teman mereka saja. kurasa itu hanya kesalahan ringan." celetuk Yue yang dari tadi diam mengamati keadaan yang berlangsung didepannya.

"Tapi......."

omonganku terputus melihat kedatangan seorang wanita cantik dan tinggi langsing berambut emas yang mengenakan pakaian malam bewarna merah menyala yang datang dengan langkah anggun menghampiri kami.

"Wah, wah, wah, ada apa ini? mengapa kalian membuat keributan di pesta tertutupku ini? " tanya wanita berambut emas tadi dengan suara yang dapat membuat hati sekeras baja pun melembut.

"Bukan aku yang membuat keributan ini Pixie, tapi mereka para Vampir dan manusia serigala itu. Aku hanya datang untuk menengahi mereka. sebelum terjadi hal yang tak diinginkan. ah, lebih tepatnya sudah terjadi." jawabku Kepada Pixie

"Kami hanya bermaksud untuk menghentikan si serigala ini sebelum dia lebih banyak melukai teman kami. Tapi kemudian dia membalas dan ingin memukul kami. namun untungnya hal itu dapat dihentikan oleh Kin." ucap vampir yang dari tadi terlihat malas-malasan di dinding bar itu.

"Yah.. Tapi mereka melupakan bahwa Pria Berambut Pink ini menghentikan si serigala itu dengan memukul hidung dan mulutnya hingga berdarah." Ucapku tajam sambil melihat ke arah pria bermata emas itu

"Apa Kau bilang?? Rambutku Pink??? Aku hanya membela diri!! Aku tak mungkin diam sementara dia ingin memukulku kan?" teriak pria bermata emas itu.

"Hah! Kau cuma mencari alasan untuk memukulnya kan??" Teriakku tak kalah ganas.

"Jadi maksudmu...."

"DIAM KALIAN SEMUA!!!!!! SEBAIKNYA KALIAN HENTIKAN MASALAH SEPELE INI SEKARANG JUGA, PARA SERIGALA ITU HANYA MABUK. LUPAKAN MASALAH INI, ATAU AKU AKAN MENYOBEK-NYOBEK TUBUH KALIAN UNTUK MENJADIKAN MAKANAN GORGOILE KU!!" Teriak Pixie kesal.

Semua keributan disekitar mereka pun kontan terdiam mendengar teriakkan Pixie yang membahana keluar dari mulutnya yang manis itu.

Yaah, seorang Pixie salah seorang yang memiliki jabatan yang lumayan tinggi di Denah Timur , yang terkenal akan kelembutan tutur bahasanya, keramah-tamahannya, dan kecantikkannya, tak mungkin berteriak sekencang itu apalagi ditempat seramai ini. "Mungkin, kami telah melakukan sesuatu yang sangat gawat" pikir Luca

"Tapi..." ucap Kin

"TIDAK ADA TAPI-TAPIAN!!! HENTIKAN SEKARANG JUGA!! KAMI, PARA VAMPIR BANGSAWAN TIDAK PERNAH MAIN-MAIN DENGAN OMONGAN KAMI. DAN KAU LUCA MEQI CLAINE, NAIK KE ATAS SEKARANG JUGA. ADA YANG MAU KU OMONGKAN DENGANMU !!" Teriak Pixie dengan marah

"Baiklah. kalian semua bubar." Kataku kepada mereka dengan muka kesal sebab Aku paling tidak suka jika seseorang menyuruhku seperti itu. Namun, karena pengalaman bertahun-tahun mengenal Pixie, aku pun mau tidak mau menaiki tangga disamping kami dengan langkah cepat meninggalkan para Vampir dan Serigala itu.


"Kepada para tamuku, maaf atas ketidaknyamanan ini. Tapi, sekali lagi aku mohon maaf kalau pesta ini akan berakhir sekarang juga. Kalian dipersilahkan pergi. Permisi." Ucap Pixie sambil melenggang menaiki anak tangga dengan anggunnya.



---------------静香----------------



" Apa-apaan tadi itu Luca?? Jangan membuatku kesal. Aku baru pulang dari Rapat Denah dan melihat seorang teman minum tehku sedang beradu mulut dengan sekumpulan oarang-orang asing." Sembur Pixie ketika kami masuk di dalam Ruang Pengaturnya.

"Yang tadi?? Yaah.. aku hanya mencoba menghentikan perkelahian yang terjadi diantara orang-orang bodoh itu." Jawabku malas

"Luca, tak bisakah kau diam saja untuk tidak mencampuri urusan orang lain dan mencari tempat aman untuk sehari saja??" Ucap Pixie kesal

"Kurasa tidak. Walaupun aku bersembunyi dan berpura-pura tidak peduli, kesialan tetap akan menghampiriku. seperti gula mengerumuni sebuah donat."Ucapku kesal kepada Pixie

"Aduuh.. kukira pekerjaan yang kualami di Denah Timur sudah sangat melelahkan. ternyata, lebih melelahkan lagi untuk menghancurkan kepala batumu itu". Balas Pixie

"Apa maksudmu? Kepalaku terdiri dari tulang, daging, dan darah. bukan dari batu." Ucapku polos sambil memeriksa dan mengetuk-ngetuk kepalaku.

"Kau Lihat kan?"

"Hahahahahahaha. itu hanya perumpamaan yang sering digunakan para manusia, sayang" Ucap Pixie sambil tertawa terbahak-bahak melihat kelakuanku. Hilang sudah keanggunan yang ditampakkannya tadi.

"Ooh. Benarkah? Apakah para manusia sering menggunakannya??" tanyaku serius kepada Pixie

"Yaah. kadang-kadang. tapi mereka tidak akan menggunakannya untuk orang yang mempunyai daya tangkap secepat siput berjalan seperti dirimu." Ucap Pixie sambil menahan ketawanya.

"Apa Katamu???" Teriakku marah kepada Pixie yang berjalan keluar dari Ruang pengaturnya sambil menahan ketawanya.

Aku berlari mengejar Pixie dengan kecepatan yang tinggi. Ya, itu harus. Tinggi Pixie adalah 181 cm dengan kaki yang panjang dan langkah yang besar. sedangkan diriku cuma 156 cm dengan kaki pendek dan cepat lelah. Pixie cuma berjalan, aku harus berlari untuk menyamakan langkah kakinya. Pixie berbadan sexy, aku berbadan kurus. Yaah, kata Pixie sih, aku cantik. tapi aku tak percaya begitu saja, ketika aku melihat para lelaki memandangnya dengan tatapan kagum dan tidak memandangku sama sekali ketika aku dan dia berjalan di sebuah Taman Rekreasi temu keluarga. Aku kalah jauh.

Pixie berhenti disebuah ruangan besar yang didalamnya terdapat meja sepanjang 30 meter dan kursi-kursi mengelilinginya serta lampu besar indah tergantung diatasnya. sungguh kemewahan yang hanya bisa didapat oleh kaum bangsawan, pikirku. ketika aku terkagum-kagum melihat ukiran-ukiran dan lukisan-lukisan yang tergantung di dinding, baru kusadari ternyata Yue sudah datang untuk menyiapkan makanan.

"Yang Mulia, Kami telah menyediakan makanan yang Anda pesan kemarin. Silahkan menikmati." Ujar Yue sambil tersenyum kepada kami

"Terima kasih. Bukankah aku sudah bilang Yue, jangan menggunakan kata-kata resmi ketika kita berada dirumahkui. kau adalah teman baikku, sama seperti Luca." Ucap Pixie kepada Yue.

"Baiklah Yang Mu.. Nona Pixie." jawab Yue

"Duduklah Yue, makanlah bersamaku." Ucap Pixie sambil tersenyum menawan.

"Tapi, Nona Pixie.."

"Sudahlah. Jangan membantahku." sergah Pixie

"Baiklah, Nona Pixie." Ucap Yue menyerah sambil duduk di kursi.


"EHM! EHM!. Apa aku sudah boleh makan??" sindirku

"Ah, maafkan aku. silahkan dimakan makanannya Luca. Kau pasti menyukainya, Yue adalah koki terbaikku sekaligus butler paling cerdas yang pernah aku kenal"

"Terima kasih pujiannya, Nona..."

""Baiklah. Aku Makan!!" Potongku sambil melahap makanan yang ada didepanku.

Setelah makan, aku berpamitan kepada Yue untuk menepati janjiku menginap dirumah Pixie. Jadi, aku dan Pixie langsung menuju ke kamarnya. Sungguh bangunan yang cantik. dulu bangunan ini adalah Perpustakaan Umum Jepang saat masih digunakan oleh manusia. namun, semenjak Tragedi Rain yang membuat manusia menjadi hampir punah 50 tahun lalu, Pixie membelinya dan mengubahnya menjadi menyerupai kastil, namun sangat Indah baik luar maupun didalamya.

Kamar Pixie seperti kebanyakan kamar bangsawan lainnya, dengan banyak boneka bewarna biru dan putih bermacam jenis dan ukuran berhamburan didalamnya. Tempat tidurnya luas dan empuk dengan seprai bewarna Putih dan cat dinding bewarna kuning emas seperti warna dinding-dinding diseluruh gedung ini.

Malam itu kami habiskan dengan membicarakan tentang hari-hari kami selama seminggu ini. dan kami pun tertidur pada pukul 03:44:23



---------------静香----------------



"Dasar Fairy wanita pembuat onar, bukankah begitu Grim?!!!!" Cetus Kin dengan marah

"Sudahlah Kin, Fairy itu juga tidak salah. Dia hanya mencoba untuk melerai kita. Lagipula, Vhifa juga tidak terluka terlalu parah. benar kan Vhifa?? " Ucap Grim dengan santai.

"Ya, aku baik-baik saja. kau saja yang belebihan Kin. lukaku ini besok juga akan sembuh kok." balas Vhifa dengan ringan.

"Hah! padahal kau yang pertama kali berteriak kepada Fairy itu." Sindir Kin

"Yaah, kau tahu kan, aku paling benci jika seseorang berteriak kepadaku seperti itu.Jadi, aku balas berteriak kepadanya." Balas Vhifa dengan manis

"Tapi tetap saja dia kurang ajar. Dia mengatai Rambuku Pink! Awas saja jika bertemu lagi denganku. akan kubalas dia." Kata Kin dengan mata berkilat licik.

"Terserah kaulah." Ucap Grim sambil menonton pertandingan Quinci di Televisi


---------------静香----------------


BAB II PERMULAAN
by Shizuka 静香 Sama on Monday, 27 September 2010 at 02:26

Di ruangan itu, telah berkumpul semua wakil denah dari seluruh dunia yang berpakaian serba hitam dan memakai jubah pesona mereka. tak satu pun dari mereka yang tahu ada apa sebenarnya dengan alasan kenapa mereka dipanggil. mereka tiba-tiba dipanggil kemarin malam oleh Atasan mereka di denah masing-masing. seorang pria Tinggi kurus yang meiliki rambut panjang bewarna abu-abu memecah keheningan tersebut.

"Ada apa ini? kenapa mereka memanggil kita semua?" ucap pria Tinggi kurus tadi

"Entahlah. Aku tiba-tiba dipanggil oleh Kepala Denah Barat Kemarin malam. Dia menyuruhku untuk datang kemari sebagai perwakilan dari Denah Barat." jawab seorang pria lain yang berbadan seperti atlet dan bermata biru seperti kucing.

" aku juga. sepertinya kalian semua juga tiba-tiba dipanggil oleh kepala denah kalian masing-masing tadi malam." lanjut pria kurus tadi.

"Ya, itu benar. Tapi mengapa? Bahkan, Kepala Denah Utara tempatku tinggal pun merahasiakannya dariku." Kata Satu-satunya wanita di perkumpulan itu.

"Kurasa, pasti ada Hal besar yang terjadi di dunia ini sekarang. sehingga kita semua dipanggil kesini." Ucap pria Tinggi lainnya.

"Yah, kurasa begitu. tapi kira-kira apa yang ter....."


omongan si pria bermata kucing terpotong karena pintu ruangan itu terbuka dan menunjukkan sosok Pria Berbadan besar dan seorang anak perempuan kecil yang memegang Robot mainan di sebelahnya. Sang pria terlihat menakutkan dengan mata tajam, bibir keras, dan wajah dengan ekspresi sangar. sebaliknya, si anak malah terlihat menarik dan aneh, karena dia seorang wanita tapi berwajah tampan dan memegang kaki sebuah Robot mainan anak laki-laki.


"kalian sudah datang. Kita akan langsung ke inti permasalahan sekarang." Ujar Si pria bertubuh besar tersebut diikuti anggukan kecil dari si anak kecil disampingnya.



------------静香------------



"Uhh... jam berapa sekarang?" ucapku sambil menguap karena masih mengantuk.

"Saat ini Waktu menunjukkan pukul 06.15.55 Hari Selasa. 13 Maret." ucap droid pelayan di depan tempat tidur.

"Apa!!! Gawat, aku harus bergegas. Pixie! pixie! pixie! HEY PIXIE!! Bangun sekarang juga! kurang dari 15 menit lagi aku harus sudah berada di Omnitex Cooperation." teriakku sambil bergegas mencari pakaian yang kugunakan kemarin malam dan melepas baju tidur yang kupinjam dari Pixie dengan cepat.

"Ummmh... Ada apa??" jawab Pixie malas.

"Aku harus bergegas, aku ada janji. Sial! mana pakaianku??" Ujarku kesal karena tak dapat menemukan pakaianku.

"Pakaianmu kusuruh pelayanku untuk mencucinya. Sudahlah, ambil saja salah satu pakaianku yang dilemari putih itu" Tunjuk Pixie ke salah satu dari sekian lemari besar diruangan itu

"Baiklah." Ucapku sambil bergegas mencari pakaian se-normal mungkin dari sekian banyak pakaian yang bahkan dapat membuat putri kerajaan manapun iri. Akhirnya kutemukan Rok katun sepanjang lutut dan blus biru dengan renda dilengannya.

"Apa kau tak ingin diantar Yue kesana?? Van-mu itu rusak kan??" Ujar Pixie ketika aku selesai berpakaian.

"Ide yang bagus, aku akan mencari Yue sekarang. Aku pergi. Dah." lambaiku kepada Pixie di depan pintu

"Dah." Jawab Pixie sambil siap-siap kembali tidur.

Aku pun berlari menuruni tangga menuju ruangan pesta tadi malam yang sekarang sudah dirapikan dan disusun kembali. Namun tiba-tiba seperti biasanya teman dekatku yaitu kesialan datang menghampiriku.

DUKKK! BRAKK!

"Aduh, kakiku....."rengekku sambil mencoba berdiri

"Apa yang kau lakukan Luca?? Apa kau sudah puas mencium lantai yang kau rindukan itu?" olok Yue sambil membantuku berdiri

"Jangan mengejekku Yue. sekarang cepat antar aku ke Omnitex Cooperation. Aku ada janji dengan seseorang disana kurang dari 10 menit lagi." Ujar ku kesal.

"Apakah Pixie sudah kau beri tahu??" tanya Yue

"Dia yang menyuruhku untuk memakai jasamu sebagai supir." Kataku manis.

"Bagus. Profesiku semakin lama akan semakin menjauh dari posisi Butler. Ayo cepat. bukankah kau ingin buru-buru?" Ucap Yue mengingatkanku.

"Iya, ayo pergi." Kataku sambil setengah berlari mengikuti Yue ke sebuah ruangan yang terdapat banyak jenis mobil dengan warna merah dan biru yang mendominasi.

Kami pergi dengan menggunakan sebuah mobil dengan bodi besar dan kelihatan berat bewarna merah-silver mencolok yang menurut Yue nama jenis mobilnya adalah Lamborg 66. Bagus, aku pasti akan menjadi pusat perhatian disana nanti, pikirku pasrah.



---------------静香--------------



"Selamat datang di Perusahaan kami Nona. Apa anda sudah punya janji dengan seseorang disini?" Kata Droid wanita di depan counter selamat datang di Omnitex Cooperation.

"Sudah. Aku sudah mempunyai janji dengan Direktur disini." ucapku lemas setelah mengalami hal yang membuatku muntah sebanyak 5 kali di toilet tadi. Sial, karena ingin terburu-buru tadi, Aku sampai lupa bahwa Yue tidak akan pernah mengemudi dibawah 100km/jam. lain kali aku harus ingat itu. Harus. janjiku.

"Siapa nama Anda Nona ?" Ucap Droid itu lagi.

"Luca Meqi Claine." Jawabku sambil menggeleng-gelengkan kepala untuk menghilangkan rasa mabukku. Hal itu malah membuatku semakin pusing.

"Maaf, saat ini direktur kami sedang ada rapat sebentar. Direktur meminta anda untuk menunggunya di Ruang Aplikasi." balas Doid itu.

"Tidak apa-apa. aku akan menunggu. Terima kasih." Jawabku sambil beranjak pergi ke ruang Aplikasi.

"Terima kasih kembali nona." Balas Droid itu lagi.

Aku pun pergi menuju tangga putar dengan pinggiran emas untuk menuju Ruang Aplikasi sesuai dengan petunjuk yang ada di Peta Perusahaan ini. Ruangan itu berada di pintu ketiga disebelah kanan dengan pintu tinggi bewarna Coklat. Aku pun masuk dan duduk salah satu kursi yang disekelilingnya terdapat banyak komputer-komputer dengan jenis berbeda.

Tidak sampai 15 menit kemudian. Pintu Ruangan itu terbuka lebar dan menampakkan sesosok pria dengan tinggi sedang dan badan yang cukup bagus memakai setelan jas abu-abu dengan dasi putih. Pria itu kemudian berjalan menuju Luca dengan senyum mengembang dibibirnya.

"Maaf membuatmu menunggu Nona Claine. Tadi kami sedang rapat sebentar." Kata Pria itu sambil menjabat kedua tangan Luca.

"Tidak apa-apa Mr. Gray. Aku baru saja datang ke sini." Balasku dengan mulut tersenyum.

"Silahkan duduk kembal, Nona Claine" balas Gray sambil mengambil kursi terdekat untuk duduk.

"Baiklah"

"Kita akan langsung ke inti permasalahan. Baru-baru ini perusahaanku mengalami masalah aneh. Beberapa pekerja malam hilang mendadak saat tugas malam. mereka seperti dilenyapkan tanpa sisa. mereka tidak meninggalkan jejak, bahkan bau sekalipun. Kami sudah menghubungi Pihak Atas untuk mencari tahu ada apa sebenarnya. Namun, hingga saat ini kami belum mendapatkan kabar dari mereka. Oleh sebab itulah a
"Jadi maksudmu kau mau mencari mereka dengan menggunakan jasa seorang Fairy yang bekerja sebagai pelacak?" Ucapku menjelaskan

"Ya. Lebih tepatnya kami ingin tahu apakah mereka masih hidup atau tidak. Kepandaianmu dalam mencari jejak sudah terkenal di berbagai kalangan Nona Claine. Kami ingin meminjam jasamu." Lanjut Gray dengan tenang

"Apa ada petunjuk dalam kasu ini Mr. Gray?" Tanyaku penasaran

"Tidak ada. Hanya saja saat pekerja ini menghilang. Listrik tiba-tiba padam. Kau tahu kan, ini adalah perusahaan besar. Jadi, tidak mungkin ada mati listrik secara tiba-tiba. kalaupun ada, Sistem penggantinya sudah dipasang dan dapat diapaki. Namun, saat kejadian itu berlangsung, listrik dan sistem penggantinya mati total. benar-benar mati total." Jelas Gray panjang lebar

"Ya, ini sangat aneh. Seperti ada gangguan di luar sana yang menyebabkan listrik itu mati. Baiklah Mr. Gray, aku akan menerima pekerjaan ini. Soal pembayaran, nanti akan kita ururs." timpalku dengan cepat.

"Baiklah, Nona. Terima kasih atas kerjasama Nona." Balas Gray sambil tersenyum.

Aku pun lalu pulang ke rumah dengan menggunakan Taxi Udara yang lalu lalang lewat didepanku.

------------静香--------------

BAB III
by Shizuka 静香 Sama on Thursday, 30 September 2010 at 02:44

Aku tiba dirumah pada pukul 03.44.56 siang. Droid pelayanku sudah menyiapkan makanan kesukaanku yaitu Ikan Tuna Bakar berlapis coklat dan Onigiri khas makanan Jepang dahulu kala. Well, rumahku sangat sederhana tapi aku sangat nyaman menghabiskan waktu didalamnya. bukankah begitu seharusnya rumah idaman?? Rumahku tak sebesar kastil Pixie. Rumahku hanya satu lantai, terdiri dari 3 kamar tidur, 2 dapur kecil yang salah satunya kujadikan untuk ruang makan, 1 Ruang tamu, 1 ruang santai yang kugunakan untuk membaca buku dan menonton televisi serta mencari data untuk pekerjaanku, dan 2 beranda yaitu di depan dan belakang rumahku. Oh ya, dibelakang rumahku ada sebuah taman kecil yang banyak ditumbuhi bunga Angelic, bunga kesukaanku. Aku suka tinggal disini. rasanya tentram walaupun aku tinggal sendirian.

Aku makan siang di sebuah kursi panjang di bawah pohon taman. Rasanya menyegarkan. Sudah lama aku tidak makan dirumah dikarenakan pekerjaanku itu. Yaah, pekerjaanku itu lumayan merepotkan. Aku sengaja memilih bekerja sebagai pelacak dari berbagai macam pekerjaan yang ditawarkan kepadaku. Alasanya cukup sederhana, aku hanya ingin menjauh dari teman dekatku satu lagi, bahaya. Seorang pelacak hanya perlu mencari orang atau benda-benda yang hilang dan sangat jarang sekali berurusan dengan bahaya. Sederhana bukan? lagipula, gajinya lumayan besar.

Tapi, sepertinya teori itu tidak akan berhasil kali ini. Kasus yang kutangani ini mungkin akan sangat berbaya. Mungkin saja aku akan berhubungan dengan orang yang berbahaya, renungku. Tapi, mau bagaimana lagi? Mr. Gray itu adalah teman lama ketua Fairy yang kuhormati di tempat asalku, Fairytopia. Aku sering melihatnya, namun sepertinya dia tidak. Terakhir kali aku bertemu dengannya saat aku berumur 20 Tie, atau kalau dihitung dengan perhitungan manusia umurku sekitar 5 tahun. Dia tidak mengenalku, namun menurut ajaran ibu kami, membantu orang yang kita kenal walaupun dia tidak mengenal kita adalah suatu tindakan yang sangat terpuji. Walaupun itu berbahaya, tapi aku akan tetap melakukannya. sebab aku sangat menyukai ibu atau Ratu kami itu.

"Ahhh... saatnya bekerja.." ujarku kepada diri sendiri

Aku pun mulai memeriksa kembali kepingan cakram video rekaman gedung Omnitex Cooperation selama seminggu ini. dan waktu pun kembali berlalu....



--------------静香-------------


"Uhh... Lapar. Tak bisakah kita pergi ke luar untuk mencari makanan??" Tanya Kin sambil memegang perutnya.

"Kenapa harus diluar? Aku bisa memasak makanan untuk kalian." Timpal Vhifa dengan cepat

"Terakhir kali kau memasak untuk kami, Aku dan Grim harus masuk Rumah Pengobatan Internal untuk menghentikan muntah kami." Balas Kin mengingatkan

"Hei, aku kan sudah bilang kalau itu hanya makanan percobaan untuk resep baruku."Ucap Vhifa tak mau kalah

"Tapi, kau tetap membiarkan kami untuk memakannya kan??" Ujar Kin kesal

"Aku kan sudah memperingakan kalian! Kalian saja yang tak mau dengar perkataanku!" Ujar Vhifa mara

"Sudah, hentikan. Dasar kakak-beradik cerewet. Ayo pergi cari makanan di luar." Ucap Grim yang dari tadi menonton televisi dengan jengkel

"Bagus, Ayo pergi." Balas Kin dengan cepat

"Kau sebaiknya ikut juga Vhifa. kami tak mau ada apa-apa denganmu sementara kami pergi ke luar." Ucap Grim dengan tenang

"Hah! Selalu saja meremehkan perempuan! Suatu saat kalian akan mendapatkan balasannya!" Gertak Vhifa sambil beranjak pergi dengan marah

"Yaah, aku tunggu perempuan pemberani itu."Ucap Kin mengejek dan mengikuti langkah Vhifa yang kemudian disusul oleh Gri

Grim hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah dua orang yang selalu merepotkannya itu. Sudah dua setengah abad mereka bersama, tapi tetap saja kelakuan mereka tetap tak berubah. Selalu saja merepotkan, dasar orang-orang cerewet. Mereka sangat cocok menjadi saudara, ucap Grim dalam hati.

Mereka berhenti di sebuah restoran China ala Jepang. Yang pemiliknya adalah sepasang suami istri manusia bersama seorang anak lelakinya yang juga bekerja menjadi pelayan di restoran itu. Restoran itu walaupun kecil namun sangat nyaman, dengan tatami luas dan meja bundar dan pelayanan yang ramah. Mereka pun lalu duduk di meja kedua dari ujung kiri restoran.

"Apa Anda sudah siap memesan sekarang?" tanya sang anak kepada mereka

"Aku mau Hunan dan Mantou dengan bir dingin " Jawab Kin bersemangat memesan makanan kesukaannya

"Aku mau Zhejiang dan sake. Kau vhifa?" Ujar Grim

"aku mau Anhui, Kantonis, Hokkien, Shandong dan minumannya teh china" jawab Vhifa ketus.

"Baiklah, mohon tunggu sebentar." balas pelayan tadi

mereka pun lalu menunggu masakan yang mereka pesan tadi sambil mengobrol santai ---lebih tepatnya Kin yang menganggu Vhifa, sedangkan grim hanya geleng-geleng kepala melihat mereka sambil melihat-lihat jalanan yang hujan diluar sana----.

"Hei, coba lihat diluar sana!!" Celetuk Grim tiba-tiba

Mereka berdua pun langsung mengalihkan pandangan mereka menuju arah yang ditunjuk Grim. Dan tampaklah seorang perempuan dengan tinggi sedang dan rambut ikal sepinggang bewarna gelap sedang bertengkar dengan seorang pria Tinggi kurus bermuka tirus.



------------------静香------------------



"Hei, aku kan sedang berbicara padamu. sangat tak sopan jika kau mengacuhkanku dan berpura-pura tak tahu dengan apa yang kumaksud." Ucap Luca ketus


"Hei, kau yang tiba-tiba menyeretku kemari lalu langsung menghujaniku dengan pertanyaan-pertanyaan aneh malah lebih tidak sopan kau tahu???" Balas Pria itu tak kalah ketus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar